Paxel, perusahaan jasa pengiriman paket terbaru yang memanjakan pelanggan dengan fasilitas yang bisa dibilang penyempurnaan dari semua jasa pengiriman paket yang pernah ada di Indonesia. Selain itu, dengan Paxel artinya kita mengirim barang sambil berdonasi. Tentunya di masa ini, dimana kebaikan menjadi sesuatu yang mewah, nggak ada salahnya kita mendukung dalam berbagi kebaikan melalui Paxel. Pengen tahu lebih banyak tentang Paxel?

Kolaborasi dari kami berempat adalah kekuatan tersendiri buatku. Kalau ada yang bilang lebih menguntungkan bisnis sendiri daripada berkolaborasi, aku nggak 100% membenarkan. Karena ketika salah satu dari kita ada lelahnya, masih ada tiga orang lainnya yang akan berusaha keras mempertahankan bisnis ini.

Butuh waktu untuk aku menulis dan membagikan cerita ini. Beberapa bulan break, belum bikin aku tergerak menuliskan alasan kenapa Meilleur Ami nggak jualan baju harian lagi. Tapi akhirnya di share juga karena banyak yang penasaran. Begini ceritanya.

Foto makanan yang bagus, bisa bikin pengen makan atau sekedar ingin mencicipi makanan tersebut. Asik ya dari foto saja bisa bikin tertarik. Itu karena mata kita dimanjakan dengan visual yang keren-keren. Karena aku juga pengen bisa foto makanan yang bagus, pagi itu aku memutuskan untuk ikut acara sharing tentang food photography yang diadakan oleh Komunitas Emak-Emak Blogger.

Bertahun-tahun kuliah di jurusan Komunikasi pastinya belajar public speaking ya. Tapi karena nggak pernah dipakai, pada akhirnya mlempem. Dengan ikut Akademi Bicara jadi terbuka pikiranku akan pentingnya public speaking.

Kelas keterampilan adalah kegiatan yang menyenangkan untuk beberapa orang yang memiliki passion di bidang art & handmade. Kegiatan ini nggak mengenal usia. Seperti kelas yang kami adakan Minggu lalu, yuk intip keseruan Ciss Crafting Class..

“Ketika usaha kamu udah sampai 3 tahun, tahun ke 4 tu seperti ngulang lagi dari awal. 3 tahun tuh fase pertahanan. Pilihannya, bertahan tapi harus dibumbui dengan bikin sesuatu yang baru supaya orang nggak bosan atau kamu hilang (nggak bisa bertahan karena dilibas yang lain)”

OK! Berapa banyak orang yang salah sebut nama kami, berapa orang yang salah baca. Setahun pertama didirikan, aku kadang berpikir untuk mengganti nama. Tapi malas melakukan kegiatan rebranding, karena selain butuh waktu dan dana, nama ini memiliki arti yang dalam untuk kami berempat. Tapi rupanya semakin kesini, nama ini menjadi “senjata” tersendiri buat kami.

Kembali ke masa tahun 2010-2011 dimana pertama kalinya aku bikin bazar yang bernama Nomaden Market. Sebuah bazar yang tercetus karena rasa bosan yang seringkali muncul dalam diri ini. Tepatnya bosan karena nggak punya duit.